Pages

21.12.11

BERSAMA

si @andikariandito memberikan sebuah link di fb kepada saya. Ternyata eh ternyata, link itu merujuk pada sebuah video dengan judul 'Imada N. Hutagalung & Pratiwi Widyasari - Bersama. Sejujurnya, saya pernah dengar lagu ini. dulu juga pernah dikasih link dengan lagu ini. tapi entah kenapa pas nonton video ini saya lebih merasa tertarik dan lebih merasa tertarik lagi untuk membagikannya di blog saya ini. Om Imada--bener ga dipanggilnya ini?--baru saja meluncurkan sebuah album bikinan sendiri (album indie, bikinan sendiri kan ya?). Berhubung saya belum pernah bertemu dengan Om Imada ini, saya belum berani izin share video itu ke si om. ke keponakannya aja boleh kali ya. hehehe. Kalau yang penasaran sama isi albumnya, mungkin untuk post berikutnya akan saya update ke mana kalian bisa beli albumnya. untuk sementara ini bisa dikomen dulu kali ya post ini kalau emang tertarik sama albumnya. Kalau saya pribadi sih sangat tertarik. :D
jadi, selamat menikmati videonya. :D

20.12.11

HAPPY BIRTHDAY JESUS


Happy Birthday To You
happy Birthday To You
happy Birthday Dear Jesus
happy Birthday To You.

happy Birthday Jesus
i'm So Glad Its Christmas
all The Tinsel And Lights
and The Presents Are Nice
but The Real Gift Is You.

happy Birthday Jesus
i'm So Glad Its Christmas
all The Carols And Bells
make The Holiday Swell
and it's All About You
happy Birthday Jesus
Jesus I Love You!



Natal belum tiba. Tetapi nuansa natal sudah tertanam di hatiku.
Happy Birthday Jesus salah satu lagu yang terngiang-ngiang di hari-hariku. Awalnya aku mendengar lagu ini ketika menghadiri Natal FIB. Hmm. lagu ini dinyanyikan secara paduan suara oleh anak-anak. coba aja cek 4shared, di sana ada link untuk mengunduh.

Happy Birthday Jesus!

19.12.11

Kamu.

Terima kasih,
ketika aku tidak tahu harus bercerita pada siapa, aku bisa menuangkan segala keluh kesahku padamu.
ketika aku tidak tahu harus berbuat apa, kamu ada di sampingku (minimal dismsku) dan memberi tahu apa yang harus aku lakukan.
ketika aku ingin menangis, kamu selalu membuatku tertawa (minimal tersenyum) dengan lawakanmu.
ketika aku butuh semangat, kamu selalu ada dan memberiku semangat.
Puji Tuhan,
aku mempunyai kamu, teman, sekaligus sahabat.
aku mempunyai kamu, sahabat, sekaligus cinta pertamaku.
Maaf,
jika aku pernah menyakitimu. setidaknya, kamu tidak pernah mau dan mempunyai niat untuk menyakitiku. aku tahu itu.
jika aku selalu memaksamu untuk selalu ada di sampingku. setidaknya kamu selalu berusaha untuk berada di sampingku dan memberikan apa yang kubutuhkan. aku tahu itu.
jika aku hanya mencarimu ketika aku sedang merasa sendiri. setidaknya, ketika kamu membalas smsku, kamu selalu membuatku merasa aku tidak sendirian.



ketika aku hanya tahu kamu, satu-satunya yang membuatku tidak merasa kecewa hari ini. :)

11.12.11

---

semua berhenti. detak jantungku tiba-tiba berhenti. ketika itu aku hanya membaca sebuah kalimat. ketika itu aku hanya tersadar, itu bukan sebuah perasaan. itu benar-benar terjadi. aku membiarkan hujan turun dalam mataku. membiarkannya mengalir sampai habis. membuatku menjauh dari kenyataan. karena ketika hujan turun, aku tidak bisa melihat dengan jelas. aku berhenti mengetik. hanya untuk melepaskan hujan. aku di sini. di depan laptopku. menangis. melepas keraguan dalam hati. terdiam. penat menusuk kepalaku. menangis menghujam hatiku. lemas aku dibuatnya. hanya Tuhan yang tahu. kenapa semua ini terjadi begitu cepat. tanpa aku harus berpikir dua kali.

cinta

keraguanku akan cinta.

MALAM MENYAKITIKU TERLALU DALAM


Malam mendatangi aku, dengan senyumannya yang manja. Melesapkan setiap kepingan penat, panas, dan pasrah ketika malang tiba. Boleh saja aku menangis dalam keheningan malam. Menyambut pagi dengan semangat paksa agar kekasih semangat pula. Untuk (si)apa semua ini? Menyerangku dengan semua Tanya di dada. Menghempaskanku dalam sepinya malam. Aku terjaga. Tanpa tangis. Karna aku tak sanggup menangis. Tanpa senyum. Karna aku tak lagi sanggup tersenyum. Menuliskan setiap cerita yang hanya aku dan kamu yang tahu. Membiarkan setiap cerita menangis untukku. Haruskah aku hentikan semua kekonyolan ini. Agar tidak ada lagi cerita yang menangis? Malam yang dingin. Tubuhku biru beku. Biru suram. Biru runyam. Aku membiarkan malam membekukan diriku. Agar otak dan hatiku beku sehingga pagi membiarkannya mencair dan menjadi panas. Haruskah aku mencintai setiap hal yang membekukanku? Sayangnya, ya, aku mencintai malam. Menunggu datangnnya pagi menyelinap perlahan dalam semangat pagi. Mencairkan kebekuan malam. Sampai detik ini. Aku menunggu pagi. Sampai detik ini. Hatiku masih beku. Sampai detik ini. Malam menemaniku. Ketika aku menunggu pagi. Malam membekukanku. Ah! Tidak hanya beku. Bedarah. Kataku melihat noda merah menggenang disekitar hatiku. Darah tak bertuan. Atau. Aku tak sengaja membiarkan malam menyakitiku diam-diam. Aku mengusap kesakitanku. Menekannya. Hingga perih. Malam menyakitiku terlalu dalam.

15.10.11

Saya Hanya Jatuh Cinta


Saya jatuh cinta. Ketika saya mengingat namanya, hati saya selalu bergetar dan terasa ada yang nyeri di sana.
Saya jatuh cinta. Ketika saya membayangkan wajahnya, hati saya begitu sakit, namun rasanya menyenangkan.
Saya jatuh cinta. Punggung saya panas ketika saya menuliskan 'saya jatuh cinta'.
Saya jatuh cinta. Ketika saya tahu saya jatuh cinta.
Saya jatuh cinta. Maaf jika ada yang terluka ketika saya jatuh cinta.
Saya jatuh cinta. Berharap bisa saya mention di twitter.
Saya jatuh cinta. Saya tahu saya jatuh cinta, ketika hati saya terasa panas dan sakit mendengar dan melihat dia.
Saya jatuh cinta. Ketika bola mata saya selalu mencari sosoknya dikerumunan orang.
Saya jatuh cinta. Ketika saya mulai mencari tahu tentangnya di jejaring sosial.
Saya jatuh cinta. Ketika ada banyak hal tentang dirinya dan saya tidak sanggup mengungkapkannya di sini.
Saya jatuh cinta. Hanya jatuh cinta.

14.10.11

Inilah Alasan


Gw merefleksikan suatu pengalaman yang baru aja gw alami tadi. Jujur, gw sangat amat kaget ketika gw menyadari sesuatu yang hilang belakangan ini.
Keadaannya adalah gw pulang sendiri. Benar-benar sendiri. Melawan segala air mata gw yang mau jatuh. Kondisinya gw saat itu pake wedges yang cukup tinggi. Kejadiaannya, ketika itu gw berjalan dari perpus pusat kampus gw. Gw sengaja berjalan perlahan karena gw merasa tidak mengejar apapun. Gw berjalan sambil merenungi hal yang sedang gw alami dua hari ini (nanti gw jelasin setelah cerita ini berakhir). Gw harus melewati jalan yang berbatu dan agak sedikit rusak. Kaki gw terselengkat dan yak! Gw jatuh tersungkur. TIba-tiba ada tangan yang menarik lengan gw. Tangannya cukup dingin dan halus. Gw tersentak ketika melihat pemilik tangan dingin itu. Bapak-bapak. Cukup tua. Seumur dengan om gw. Seketika gw bilang terima kasih dan tidak apa-apa. Gw pikir berhenti sampai di situ. Ternyata om ini membantu gw menyebrang rel kereta juga. Bahkan mengikuti gw sampai depan gang. Cukup kaget ketika gw ditanya pulang kemana dan dia berniat mengantar gw pulang. Dia sangat khawatir atas kaki gw yang terluka karena jatuh. Karena rumah gw yang jauh, maka gw menolak ajakan om itu. Setelah gw mengingat kembali kejadian gw jatuh dan ditolong om tadi, gw merasakan sesuatu hal yang ternyata kejadian itu sama dengan keadaan gw yang sekarang.
Awalnya gw pikir ini semua hanya perasaan bosan dan jenuh gw akan semua kuliah dan tugas-tugas gw. Tapi persis kemarin, kejadian yang akhirnya menyadarkan gw. Kejadian di mana pacar gw meninggalkan gw di jalan (gw yang minta). Ketika gw melihat si pacar berjalan meninggalkan gw, gw merasa sendiri. Yak! sendiri. alone. sendirian. Gw merasa bahwa gw melewati semua ini sendirian. Ketika itu, adalah hari terakhir gw latian untuk pelayan hari ini. banyak hal yang diubah. banyak hal yang perlu dipahami. Gw butuh semangat. Sangat butuh semangat. Tapi yang gw terima saat itu hanya kebetean dan ketidakpedulian dari orang terdekat gw. Bahkan teman yang harusnya bisa memberi semangat hilang entah kemana. Pacar gw pun sepertinya (sepertinya lho sayaaangg) tidak peduli karena kemarahannya. Alhasil, persiapan gw pun hancur. Gw benar-benar merasa sendirian.
Itulah juga yang gw rasakan ketika si om menolong gw. Awalnya gw pikir gw tidak ditolong oleh siapapun. Gw harus bangun sendiri dan tidak ada yang peduli dengan kaki gw yang terluka. Tapi ternyata ada yang menolong gw. Bahkan ketika gw jatuh, yang menolong gw adalah orang lain yang namanya pun gw ga tau. Sempat gw berpikir, apakah gw butuh mereka? Mungkin jawabannya adalah ya. Gw butuh mereka. Mereka hanya lupa bahwa ada gw yang juga butuh semangat. Ada gw yang juga butuh pelukan. Ada gw yang butuh dipedulikan. Ada gw yang merasa sendirian.
Entah sejak kapan perasaan sendiri ini mulai ada. Tiba-tiba perasaan itu menggerogoti hati gw secara perlahan hingga saat ini. Ketika mengingat perasaan sendiri itu, dada gw sangat sakit. Sakit sekali. Hingga gemetar.
Saat ini, gw menganggap bahwa kejadian jatuh tadi itu adalah teguran dari Tuhan. Tuhan menegur gw dan berkata, "hei! Masih ada yang selalu ingat sama kamu! Masih ada yang peduli sama kamu! Masih ada yang mau mendengarkanmu! Masih ada yang memelukmu. Masih ada yang memberimu semangat! Masih ada yang menemanimu di sini. Jangan merasa sendirian, karena AKU selalu ada di sini untukmu. Bahkan ketika kamu jatuh tersungkur, AKU ada menarik tanganmu dan memelukmu hingga kamu sampai pada tujuanmu. Tersenyumlah! AKU ada di sini!"





ditulis dengan linangan air mata.

27.7.11

L O V E


Yak! Kali ini gw mau ngepost sesuatu yang menjadi pemikiran gw selama siang tadi. Hmm, jangan salah, pemikiran gw ini dipikirkan bersama-sama dengan pacar kedua saya, yaitu @curriexocia! :D
pemikiran ini menimbulkan sebuah teori yang selayaknya bisa Anda praktekan pada orang-orang yang tepat.
Tanpa basa basi. Tanpa banyak bicara (tapi banyak makan), gw akan memulai pemikiran itu.
Dimulai dari membicarakan mengenai kebiasaan sang pacar gw @andikariandito (maaf ya, ngomongin kamu dibelakang ;P). Setelah gw mengingat-ingat dan untung ingatan gw masih setajam silet, pacar gw jarang sekali mengucapkan kalimat kramat (3 kata, 8 huruf, ya you know lah). Ga tau deh kenapa dia begitu. Gw sih ga pernah menuntut dia untuk berbicara itu. Well, gw percaya dia sayang gw. Itu aja dipikiran gw. Tetapi bukankah ada juga lelaki (tsaahh) yang selalu mengumbar kalimat itu? Tanyakan saja pada pacar kedua saya itu. Menurut pengalamannya, dia setiap hari harus mengucapkan kalimat itu. Setiap 10 menit sekali, dia ditelpon pacarnya (sekarang uddah mantan), selama satu jam (ga ngerti maksudnya apa), dan setiap menutup telponnya, mereka (currie dan pacarnya (sekarang mantan)) harus mengucapkan kalimat itu. Sebenernya sih ga salah. Ga ada yang ngelarang. Tapi bukankah kalimat itu menjadi hal yang biasa jadinya, hal yang tidak lagi kramat (spesial).
Kalau menurut pengalaman gw, pacar gw jarang banget ngucapin kalimat kramat (special) itu. Bahkan waktu hari jadi kami pun tidak mengucapkan kalimat itu. Sampai sekarang sih ga ngerasa nyesel. Biasa aja. Cuman yang bikin menuliskan blog ini adalah ketika dia pertama kalinya mengucapkan kalimat itu, terasa sangat hmm, hmmm, manis. :)
Sebenernya sih lebih ke tak terduga dia ngucapin kalimat itu. Begini ceritanya, suatu hari, seperti biasa dia mengantar gw sampai ke suatu tempat untuk naik angkot dan pulang. Ketika itu gw sedang mencari-cari angkot. Tiba-tiba.....
Pacar: Sssttt sstt.
Gw : (merasa terpanggil, nengok)
Pacar: I love you
Gw : (speechless) Love you too :) (tetep speechless)
Dan, gw pun naik angkot. Dan gw pun senyum-senyum sendiri di angkot. Dan gw pun masih inget sampe sekarang. Dan sebenernya gw sama pacar gw baru 4 bulan pacaran. haha. :D
Ya! Itu cerita gw soal kalimat kramat itu. Sebenernya gw mau membandingkan pengalaman gw dan si currie. Ketika kalimat itu diucapkan setiap saat, kalimat itu tidak lagi special. Sedangkan jika kalimat itu jarang diucapkan, kalimat itu akan terasa sangat manis dan sangat special. Maksud dan inti dari post gw ini adalah, hati-hati menggunakan kalimat kramat itu. Jangan sampai kehilangan makna yang sebenarnya.
Sebenarnya, ada hal lain yang mau disampaikan, yaitu tentang teori yang gw bikin. Ketika seseorang (lelaki) sering mengucapkan kalimat kramat itu, semakin sering juga dia akan menyakiti hati wanitanya. Berbanding terbalik dengan kalimat sebelumnya, ketika seseorang (lelaki) jarang mengucapkan kalimat kramat itu, semakin jarang juga dia akan menyakiti hati wanitanya. Kenapa gw kurungin itu lelaki, karena belum dapat dipastikan. hehe.
Gw harap sih teori itu bener. Pasalnya, pacar gw jarang ngucapin kalimat kramat itu. Well, sesering atau sejarang apapun itu, sudah layak dan sepantasnyalah kalian percaya pada pacar kalian masing-masing. :D



Post ini saya dedikasikan untuk pacar saya karena saya sangat percaya padanya dan saya harap dia pun percaya pada saya dan saya harap (lagi) dia tidak menyakiti hati saya. I Love you, Mas Dito! ;) :*

15.6.11

Selingkuh itu


Sudah sekian tahun gw ga nulis blog. Lebay. Apa ya yang membuat gw ga nulis blog untuk beberapa waktu? Kemungkinan karena ga ada lagi yang gw galauin. Jadi sekarang galau? Kurang lebih. Lebih kurang. Lebih lebih. Kurang kurang.
Yak! Seperti biasa. Dimulai dari pertanyaan. Apakah ketidaksetiaan diukur dengan perselingkuhan? Eaaaa. Siapa sih yang selingkuh? Gw kali yang selingkuh. #eh. #ups. No! Bukannya mau menjanjikan, tapi gw adalah seorang perempuan yang jauh dari kata selingkuh. Buat gw selingkuh itu bikin capek. Capek hati. Capek jiwa dan raga. Lalu? Kenapa gw menulis tentang perselingkuhan? Hmm. Karena gw membaca tweet dari penulis kesukaan gw, Andrei Aksana. Selingkuh. Sekalinya selingkuh akan terus selingkuh. Sama aja dengan sekalinya berbohong akan terus berbohong. Kembali ke pertanyaan gw. Apakah ketidaksetiaan diukur dengan perselingkuhan? Sampai tulisan ini dibuat, gw merasa bahwa kesetiaan tidak hanya diukur dari perselingkuhan.
Buat gw, selingkuh adalah salah satu cara bahkan salah satu hal yang paling besar konsekuensinya yang ditimbulkan oleh ketidaksetiaan. Mulainya hanya dari kebosanan. Itu biasanya. Lalu, muncul keinginan untuk memiliki orang lain lagi. Omongan gw mulai ngaco. Gw benar-benar galau. Galauin apa, juga gw ga tau. Yang pasti ketidaksetiaan bukan hanya dari perselingkuhan. Ketidaksetiaan biasanya berawal dari kebohongan. Sepertinya gw sudah membohongi seseorang. Diri gw sendiri mungkin.

8.5.11

Numpang Lewat

Sebenarnya yang membuatku stress bukan kelakuan dia. Tetapi kelakuan teman-temanku. Aku tahu, mereka sangat tidak menyukai (aku tdk ingin menggunakana kata benci) dia. Aku tahu, mereka menganggap dia sangat berengsek. Tapi bukankah yang mengenal dia adalah aku? Bukankah yang mengetahui keadaan kami hanya aku dan dia? Bukankah kami yang menjalin hubungan, bukan mereka? Jadi? Kenapa mereka memberi saran yang sangat subjektif? Kenapa mereka harus memberi pandangan sinis terhadap kami? Kenapa mereka tidak bisa berpura-pura tersenyum terhadap kami? Hei! Dengan kalian yang begitu, aku sungguh tertekan! Sangat tertekan!

22.4.11

Berdamai dengan Masa Lalu


Setiap orang punya masa lalu. Stuck? Ga boleh! Setiap orang BERHAK punya masa lalu. Saya berhak punya masa lalu. Kamu berhak punya masa lalu. Dia berhak punya masa lalu. Mereka berhak punya masa lalu. LALU, apa MASAlahnya? Masalahnya, bagaimana cara kamu menghadapi masa lalu-mu, masa lalu-nya, masa lalu mereka. Sedikit yang saya pendam dari kemarin (bukan dipendam di hati, tapi di pikiran).
Menurut saya, siapa pun ga berhak mengutak atik masa lalu saya. Dan buat saya, saya juga ga berhak mengutak atik masa lalu siapapun. Kenapa? Karena masa lalu ya masa lalu. Udah lewat, udah kejadian? Mau diapain lagi? Ngelarang buat ga nginget masa lalu? Ngelarang menyimpan semua kenangan dari masa lalu? Nyuruh ngeapus semua kenangan dari masa lalu? Buat apa ngelarang? buat apa nyuruh ngeapus? Emang lebih menenangkan?
Satu hal yang selalu gw inget, ketika kamu mencintai seseorang, berdamailah dengan masa lalunya. Ketika kamu mencintai seseorang, bersahabatlah dengan masa lalunya. Dan yang paling penting, ketika kamu mencintai seseorang, TERIMALAH masa lalunya. Kenapa? Karena kamu mencintai seseorang yang berasal dari masa lalunya. Kalau kamu tidak bisa menerima masa lalunya, berarti kamu juga tidak bisa menerima dia sebagai orang yang kamu cintai. Kalau kamu ngelarang dia buat menyimpan kenangan dari masa lalunya, berarti kamu tidak bisa menerima dia secara sepenuhnya. Setiap orang berasal dari masa lalu. Masa lalu yang membentuknya. Tanpa masa lalu itu, dia tidak bisa menjadi orang yang kamu cintai sekarang ini.
Inti dari post ini atau inti dari pikiran saya beberapa hari ini, cintailah dia beserta masa lalunya. Cintailah dia bukan hanya karena sekarang ini, tapi ingatlah dia berasal dari masa lalu, masa lalu-lah yang membentuknya.

13.4.11

Hambar

Rasa kopi memang enak.

Rasa mint lebih enak lagi.

Tapi tanpa adanya cinta,

baik rasa kopi atau mint

PASTI akan terasa hambar.




*pasti pada ambigu deh mikirnya :P*

9.4.11

Ada Kamu di Timelineku

Ada kamu di timelineku

Tidak ada aku di timelinemu

Ada kamu di timelineku

Tidak ada aku di timelinemu

Ah! Tak apa!

Asal selalu ada aku di hatimu.

Ups! Aku lupa!

Kamu tidak punya hati! :p

Melebarkan 'Jaring' di Jejaring Sosial

Aku menggeleng membaca timelinemu

mengelus dada.

membiarkan kesabaran tumbuh lebih tinggi lagi.

Aku menggeleng (lagi!) melihat kelakuanmu di Twitter, Facebook, dan YM.

Kali ini aku menghela napas.

Membiarkan emosi keluar secara perlahan.

Jejaring sosial.

Tempatmu melebarkan jaring, menambah sosialisasi.

10.3.11


Seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya, saya akan memuat di blog ini sebuah foto. Foto apa itu? Yak! Foto bangau-bangau saya yang sudah dipelihara oleh orang lain di sana. Huhuhu. Tiba-tiba kangen sama mereka. Halah!
Sudah berapa minggu yang lalu ya, para bangau itu bertengger di tempat tidur gw. Tiap hari gw liat kertas warna warni. Motongin kertasnya. Yaaaaa... kangen bikin bangau lagi. Tapi gw bikin kayak gitu cuma buat seseorang dan cukup dia aja. Ga bisa lagi bikin bangau kayak gitu buat orang lain. *menghela napas*
Hah! itu aja sih yang mau gw sampein di sini. Hehehe :D
Semoga apa yang gw lakuin bisa menjadi inspirasi bagi orang-orang yang ingin membagi kasih sayang untuk orang yang disayang. Kalau mau belajar bikin bangau-bangauanya bisa hubungin gw melalui facebook atau twitter atau komentar aja di post ini. Terima kasih. :)

8.3.11

Satu Toples Bangau

Oh well! Gw udah lama ga ngepost. Lama banget! Banyak hal yang terjadi dalam hidup gw akhir-akhir ini. Khususnya gw sibuk ngerjain tugas kuliah. Seperti saat ini. Harusnya gw ngerjain tugas. Tapi, gw kangen ngeblog oi! hehe.
Sebenernya gw mau ngepost kalau udah ada foto bangau-bangauan yang gw bikin untuk hadiah ulang tahun gebetan (waktu itu masih gebetan, sekarang? yaa gitu deh :P) gw. Tapiiiii, sang pemilik bangau sekarang ga ngefotoin tuh bangau sampai sekarang. Mungkin sekarang gw ceritain aja kali ya sejarah bangau-bangau itu.
Awal mulanya, gw penasaran setiap kali dia bikin bangau-bangauan di depan gw. Kelihatannya mudah, gampang dan tidak sulit (apa bedanya?), tapi ketika gw mencoba pertama kali membuat bangau-bangauan itu haaahh, sangat sulit, apalagi gw orang yang ga rapi dalam hal lipat melipat kertas. Tapiiiii! Gw bisa bikin satu toples bangau-bangauan! Yeay! Jumlah bangau dalam toples 99 bangau, ditambah dengan satu bangau sebagai suratnya. Sebelum gw membuat 100 bangau itu, gw udah buat kira-kira 50 bangu yang ukurannya lebih besar. Kemana 50 bangau itu? Ada, di kamar, disimpen sama nyokap. Hahaha. Gw memutuskan untuk merubah ukuran bangau tepat lima hari sebelum hari ulang tahun si dia. Dengan kekuatan bulan plus cinta plus kasih plus plus, semua selesai dalam waktu dua hari! Dua hari boo! Gw bikin ke-100 bangau itu dalam waktu dua hari!! *menghela napas*
Kalau ditanya reaksi si penerima bangau, gw ga bisa menggambarkan dengan jelas. Yang pasti gw pribadi agak dag dig dug duer pas ngasih. Satu hal yang belum si penerima tahu (mungkin), setiap bangau dalam toples maupun surat memiliki doanya sendiri-sendiri. Setiap lipatan kertas gw selalu menyebut doa dan harapan. 99 doa dong? Mungkin. Sepertinya ada doa-doa yang gw ulang. Hehe. :D Itulah kenapa gw menyebutkan bangau-bangau itu adalah setengah hati gw yang dengan kerelaan yang sungguh gw berikan kepada si penerima bangau.
Akhir dari si bangau dan hati gw? Hmm, si penerima bangau sekarang adalah kekasih (biar puitis) gw. Gw selalu berdoa untuk hubungan kami. Bukan lagi untuk keegoisan gw, tapi untuk kami. Bukan lagi untuk hati gw, tapi untuk kerelaan gw jika suatu saat kami dipisahkan. Walau setiap doa gw terselip kalimat 'jangan pisahkan kami ya Tuhan'.

27.2.11

Haruskah Aku Menjadi Pencuri?

Bisakah aku mencuri waktu?

Aku ingin mencuri waktu

Ketika kamu bersamanya waktu itu

Bisakah aku mencuri peluk?

Ketika kamu memeluk dia

Haruskah aku menjadi pencuri?

Untuk menguntai waktu bersamamu

Untuk merenda peluk bersamamu

Haruskah aku menjadi pencuri?






Ketika aku sangat yakin, kamu masih sangat mencintai dia.

21.2.11

Ketika Aku

Ketika aku ditanya.

Ketika aku dibicarakan.

Ketika aku disanksikan.

Apa yang menguatkan aku?

Senyummu?

Genggaman tanganmu?

Atau, tatapan matamu?

Bukan itu!!

Yang menguatkan aku hanya DIA, sandaranku selama ini.




19 Februari 2011, ketika aku selalu tersipu mengingat kamu pernah menggenggam tanganku.

Hatiku yang Tinggal Setengah

Apapun yang terjadi nanti.

Kekuatan lebih itu pasti akan datang.

Mengendap melewati pembuluh darahku.

Dan memberi kekuatan baru bagi

Hatiku yang tinggal setengah.

Apapun yang terjadi nanti.

Kekuatan itu akan menyeruak.

Memasuki setiap sudut

Hatiku yang tinggal setengah.

Apapun yang akan terjadi nanti.

Kekuatan itu akan datang dari sana.

Dari Engkau, tempatku berserah.

Karena Engkau juga yang melengkapi

Hatiku yang tinggal setengah.



19 Februari 2011, ketika aku memberi setengah hatiku untuk kamu, wahai mahluk yang tidak punya hati.

19.2.11

Kalimat yang Melegakan

Ternyata menangis melegakan.


Ketika Aku Mati Rasa

Ketika aku mati rasa

Aku sudah mati rasa

dan rasaku menghilang

Ketika aku mati rasa

Aku sudah mati rasa

dan rasaku menghilang

Ketika aku mati rasa

Aku sudah mati rasa

dan rasaku menghilang



14 Februari 2011, ketika rasaku sudah lelah dan menghilang.

Jika Aku Bukan

Jika aku bukan kamu.

Jika aku bukan bagian dari kamu.

Jika aku bukan hatimu.

Jika aku bukan tulang rusukmu.

Jika aku bukan pasangan hidupmu.

Jika aku bukan pasangan jiwamu.

Jika aku bukan...

Hatiku akan berlari pada-Nya,

dan mengadu..

Jika jawaban-Nya tetap 'tidak',

Setidaknya hatiku tenang dekat dengan-Nya.



9 Februari 2011, ketika aku pikir kamu tidak butuh aku.

9.2.11

Yak! Yak! Yak!

Yak! Yak! Yak! Sudah tiga hari gw bolak balik Pondok Gede-Depok. Yak sudah tiga hari pula gw jadi mahasiswa semester empat. Gw sih sebenernya asik-asik aja selama menjalani tiga hari ini. Pertama, dosennya masih pada males ngajar, jadi kuliah pun cuma sebentar. Kedua kemarin ulang tahun PKK gw, Kak Devia, dan tentu saja sebagai AKK yang baik (ehem!) kami semua ngasih surprise gitu. Yaa, agak ancur berantakan sih karena gw ketemu si korban di bikun. Untung ketemu cuma sama gw doang. Hahaha.

Sebenernya yang mau gw bagikan sekarang ga terlalu banyak. Karena ga terlalu banyak ide yang muncul dalam pikiran gw, Tapi satu hal yang sering mengganggu gw selama tiga hari ini adalah soal Perasaan gw selama tiga hari belakangan. Begini, semester lalu gw bener-bener free, nemplok sana nemplok sini (sekarang juga sih, masih free juga dan masih nemplok sana nemplok sini). Tapi gw merasakan ada yang lain di semester ini. Ga tau apa. Dan gw lebih seneng ketika semester kemarin. Gw bener-bener jomblo, bener-bener free, dan jarang galau. Bisa kesana kemari sesuka hati, seneng tiap hari (sekarang masih, ga tau kedepannya). Gw ngerasa akan berubah perasaan seperti itu. Cuma feeling sih. Atau bisa jadi, gw butuh pacar biar ga lagi nemplok sana nemplok sini? Butuh pacar biar gw ga seenaknya lagi. Apakah fungsi pacar buat itu?

Semester kemarin, gw bener-bener menikmati gw yang jomblo dan gw yang free itu. Sangat menikmati. Sangat menikmati saat-saat gw bersama temen-temen, bikin temen gw galau (soalnya ga lagi galau). Yak! Yak! Yak! Sekarang gw yang dibikin galau sama mereka. Intinya adalah gw merindukan masa-masa gw bener-bener jomblo dan sebagainya. Pikiran gw ga terbagi dengan hal yang lainnya. Fokus kuliah dan pertemanan deh pokoknya. Hmm, bukan berarti gw ga menikmati keadaan gw yang sekarang. Gw juga menikmati keadaan gw yang sekarang, karena ga jauh beda juga sama yang dulu. Bedanya gw selalu ingin menulis berbagai macam hal yang nyangkut dalam hati dan pikiran gw. Bagus ya sebenernya. Tapi ya itu, setiap kali gw mencoba buat nulis, pasti dibilang galau. Padahal yang gw tulis belom tentu yang berbau galau. Kadang gw suka banyak pikiran dan pertanyaan dalam setiap perjalanan ke Depok atau Pondok Gede. Banyak hal menarik yang bisa dipikirin selama berada di angkot, lebih tepatnya gw melihat sendiri kejadian-kejadian aneh bin ajaib di angkot.

Kayaknya gw yakin banget bedanya itu. Sebenernya ada bedanya lagi. Sekarang, gw selalu pengen cepet pulang, tapi ga mau pergi lagi. Dulu kalau gw cepet pulang, gw pengen pergi lagi (entah rapat atau latihan). Sekarang? Adanya pengen tidur terus. Pengen peyuk-peyuk guling terus. Rasanya cinta mati deh sama guling gw. Well, gw tahu, ini post yang curhat dan nyampah, tapi gw butuh tempat sampah buat ngeluapin apa yang ada dalam pikiran gw selama tiga hari ini. Dan cuma itu doang! Oh iya! Berhubungan dengan awal cerita adalah KK, gw bingung nih, mau beliin coklat buat PKK dan TKK gw. Soalnya KK pertama kami di tanggal 14 Februari. Pengen beliin coklat. Atau, nanti aja kali ya, siapa tau ada yang ngasih gw coklat. (ngarep) Atau gw nyari pacar aja pas tanggal 14 itu? (Langsung dijitak Kak Devia :p) :D

6.2.11

Gw Kangen Dia

Sehubungan dengan post gw sebelumnya. Gw ingin membagikan sesuatu yang berhubungan dengan penyerahan seutuhnya. Waktu itu gw berada dalam posisi yang tidak mengenakkan. Gw sayang sama seorang sahabat gw sendiri (berharap dia atau temennya dia ga baca post ini). Cukup lama. Cukup menyiksa. Cukuplah pokoknya. Cukup menyiksa karena gw merasa dimainin sama dia. Walaupun dia ga bermaksud buat mainin gw, tapi semua yang dia lakukan cukup menyiksa gw dan mempermainkan perasaan gw.

Emang pada dasarnya gw susah buat jatuh cinta, ketika gw jatuh cinta sama sahabat gw ini, gw bener bener jatuh cinta. Everything is all about him! Setiap saat dalam hati gw menyebut namanya. Hayah! Ga pantes banget deh pokoknya. Gw sampe enek sendiri sama hidup gw saat itu. Setiap kali gw mencoba buat keluar dari zona aman gw (yaitu dia), ada bagian dari diri gw yang mencegah hal itu. Mikiri gw mau ngelupain dia aja udah sakit banget rasanya. Gimana gw mau ngelepas dia kalau setiap gw MIKIR buat ngelupain dia, gw ngerasa sakit. Dia itu udah kayak candu buat gw. Apalagi dia selalu ada buat gw. Kenapa sih ga dijadiin aja? Mungkin itu pertanyaan kalian. Sebenernya itu pertanyaan gw juga. Kenapa ga dijadiin aja sih ya? Entahlah gw juga ga tau, tapi gw bener-bener digantungin sama tuh orang!

Jadi masalahnya di mana nih? Masalahnya ya di situ, gw merasa udah ga sehat lagi jiwa raga gw. Gw kayak ga butuh siapa-siapa selain dia. Setiap detik gw menyebut nama dia. Nah lho! Sakit banget kan jiwa gw. Oh iya! perlu kalian ketahui hal itu terjadi sudah sekitar dua tahunan lah ya. Sakit begitunya sih sekitar satu tahun. Hmm, masih bentar? Iya sih, masih bentar banget, tapi nyiksanya itu dia memang selalu ada di samping gw, tapi hatinya ga selalu ada buat gw. Padahal gw selalu ada buat dia kapan aja. Hayah! Setiap gw inget hal ini, gw selalu takut buat jatuh cinta. Karena emang begitu penyakit gw ketika gw jatuh cinta. Oke! Back!Hmm, Sekitar akhir tahun kemarin (ga tepat bulan Desember, kayaknya bulan November atau Oktober), gw memutuskan untuk melupakan dia. Kali ini cara yang gw pake bukan dari kekuatan gw sendiri. Gw bener-bener nyerahin semua sama Tuhan. Bener-benetr gw serahin. Apapun yang terjadi, terjadilah deh. Toh gw juga udah cape dengan perasaan gw. Gw belajar buat ngerelain dia. Gw kasih hati gw ke Tuhan, biar Tuhan yang bentuk hati gw kayak apa buat dia. Dan emang ga gampang. Banyak cobaannya. Dan seiring berjalannya waktu, taraa! Perasaan gw berubah ketika gw ketemu sama dia. Gw ga lagi menyebut namanya setiap detik, dia ga lagi ada terus dalam pikiran gw. Gw ga illfeel sih, cuma beda aja rasanya, ga kayak waktu gw bener-bener gila karena dia. Gw ngerasa kayak sahabat. Gw butuh dia karena dia sahabat gw. Gw sayang sama dia karena sudah banyak hal yang menyenangkan yang gw lalui sama dia. Gw cukup merasa kehilangan sekarang. Dia ga lagi ada di sekitar gw. Dia seperti menghindar dari gw. Gw ngerasa dia berubah. Gw kangen dia sebagai sahabat gw.

Sorry kalau post gw ini agak aneh, tapi emang itu yang gw rasain waktu itu. Selama beberapa waktu gw ga bisa lepas dari dia, tapi ketika gw menyerahkan semuanya, semua itu terasa mudah. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Intinya gw rela ketika dia bukanlah pasangan hidup gw (padahal udah klop banget). Gw rela ketika kami benar-benar berteman. Gw rela pokoknya. Gw rela melepas dia sebagai kenangan yang memberikan banyak pelajaran dalam hidup gw. Hal lainnya adalah, gw merasa gw harus belajar merelakan sesuatu lagi.

Semua Indah pada Waktu-Nya

Happy Sunday All! Di hari Minggu yang cukup cerah (ga setiap detik ujan), gw merasakan ditegor banget sama kotbah hari ini. Inti kotbah hari ini adalah tentang motivasi kita dalam melakukan segala sesuatunya. Dan saat itu juga gw mikir, apakah selama ini gw melakukan kegiatan gw dengan motivasi yang salah? Apa ya misalnya. Hmm, yang paling gw nyantol dari perikopnya adalah mengenai puasa. Gw udah sering dapet 'ceramahan' mengenai puasa, tapi baru kali ini gw ngeh banget sama arti puasa.

Motivasi gw puasa selama ini apa sih? Mendesak Tuhan buat ngasih apa yang gw mau? Atau 'menyuruh' Tuhan untuk memberikan yang gw mau? Atau emang gw bener-bener berserah dan biarkan Tuhan yang menjalankan semua? Gw jadi inget salah satu 'ceramahan' temen gw. Kalau kita memang berserah kepada-Nya, ya serahin aja semua. Kenapa kita bilang "Tuhan, aku serahkan semua beban ini kepada-Mu, aku pasrah Tuhan." Tapi hati kita masih memegang beban itu, seakan-akan ga rela buat ngelepasnya. Seakan-akan kita masih ingin beban itu atau 'keinginan' kita lah yang jadi.

Seorang kakak rohani gw punya ilustrasi cerita yang cukup nancep buat gw. Ada seorang petani yang memikul sayur mayur yang cukup berat. Dia ingin menjual hasil taninya itu di pasar. Kebetulan, ada mobil bak lewat dan menawarkan bantuan ke petani itu. Dengan senang hati si petani naik ke atas mobil bak. Bukannya menaruh semua sayur mayur yang dipikulnya, petani ini malah tetap berdiri memikul sayur mayur itu di atas mobil bak itu. Yak! Seperti itulah kita yang bersedia memberikan beban kita, bilang kita pasrah sama Tuhan, tapi ga bener-bener naruh beban itu dan biarkan Tuhan yang bekerja atas semua beban itu. Biarkan Tuhan yang bekerja, biarkan Dia yang membentuk semua itu. Biarkan Tuhan juga yang membantu kita mencapai tempat tujuan. Ketika gw mendengar ilustrasi itu, gw berpikir, apakah gw seperti petani itu? Gw tetep memikul beban gw, padahal gw sudah berada di atas mobil bak yang membawa gw ke tempat tujuan yang benar? Ga usah nanggung-nanggung jika kita emang mau memberikan beban kita bukan? Seperti halnya berpuasa, yang gw bilang di atas. Berpuasa buat apa sih? Buat menyerahkan semuanya atau sekedar ingin yang kita inginkan tercapai? Gw pribadi ga mau jadi si petani itu. Kita tidak hanya menyerahkan semua beban kita, tapi kita juga membiarkan Tuhan yang mengantar kita ke tujuan. Toh Tuhan ga akan mengantar kita ke tujuan yang salah, Dia selalu akan memberikan yang terbaik dari apa yang paling baik buat kita. Yang jelas, semua akan indah pada waktu-Nya.

3.2.11

Buat Apa?

Well! Kenapa setelah gw menulis cerita sebelum post ini gw jadi jadi galau gini ya? Banyak pikiran yang berkelebat dalam pikiran gw. Segala keegoisan gw muncul. Kerelaan gw menghilang. Kejujuran pun lenyap. Gw merasa agak bodoh dengan diri gw setelah menulis cerita itu.

Entah apa yang membuat gw menulis cerita seperti itu, yang pasti gw yakin apapun keputusan si Lemot setelah itu pasti akan membahagiakan bagi si Lemot maupun si Cerdik. Hmm. I really need to meet him. Banyak yang mau gw tanyain. Mulai dari yang terlintas dalam pikiran gw sekarang (buru-buru gw catet, biar ga lupa), sampai mungkin pada saatnya ketemu akan terlintas dalam pikiran gw.

Tapi suatu hal yang pasti ga bisa gw lakuin adalah mengajak dia bertemu dan sekedar menanyakan pertanyaan konyol yang jawabannya udah pasti. Seperti yang sudah pernah gw denger, gw bukannya ga bisa cuma gw ga siap mendengar jawabannya. Kemana perginya kerelaan itu? Kenapa yang datang sekarang keegoisan? Kemana perginya kejujuran? Kenapa sekarang yang datang asumsi? Gw mulai goyah dengan segala keputusan yang pernah singgah dalam hati gw. Bukan karena gw, tapi karena si pelaku selain gw. Gw nyalahin dia? Ga! Bukan salah dia. Salah gw yang terlalu berani mengambil keputusan seperti itu. Salah gw yang terlalu nekat, salah gw yang ga bisa berpikir secara benar.

Bukan gw yang dia butuhin. Itu udah cukup buat gw berpikir untuk meninggalkan semua yang telah terjalin. Bukan gw yang dia butuhin. Well, gw mau nangis ketika gw menuliskan kalimat itu. Hmm, bukan mau lagi, bahkan satu dua tetes air mata gw udah mengalir. Gw rasa ini dampak dari semingguan lebih gw menahan air mata gw. Akhirnya! Ada juga air mata yang keluar untuk dia. :D

Back to the topic! Sampai sekarang gw belum berani bertindak apa-apa. Gw masih bingung apa yang harus gw lakukan. Pergi meninggalkan dia atau terus bertahan? Buat apa gw bertahan jika dia tidak membutuhkan gw? Buat apa gw bertahan? Buat apa gw bertahan jika dia sendiri tetap tidak mau bergerak dari lingkaran itu? Buat apa coba gw bertahan jika kehadiran gw cuma menganggu hidupnya? Apakah semua pertanyaan 'buat apa?' itu benar?

Baru kali ini gw nulis post di blog dalam waktu yang cukup lama (waktunya gw pake buat menangis). Gw akan pergi, menunggu dia mencegah, melakukan hal konyol (nangis), biarkan waktu yang membelai rambut gw hingga gw berhenti menangis lalu kemudian gw tersenyum karena gw tahu apa yang harus gw lakukan. Yang pasti sampai saat ini gw masih punya kekuatan untuk bertahan. Menunggu dia untuk berniat pergi dari lingkaran tanpa henti itu. Tapi entah sampai kapan. Niat saja sudah cukup.

Si Lemot dan Si Cerdik (-____-)

Gw ga tau harus mulai dari mana. Tapi karena satu dan lain hal gw mau membagi sebuah cerita yang ada dalam pikiran gw. Mungkin untuk seseorang cerita ini adalah cerita yang sama namun dilihat dari sisi yang berbeda. Begini ceritanya.... (biar kayak di pelem-pelem)

Suatu hari, di sebuah lautan yang luas, terdapat sebuah kapal yang sedang berlayar. Pengemudi kapal itu bernama Si Lemot (agak gimana gitu menggunakan nama ini.. -____-). Karena si Lemot ini lelah berlayar, ia menghentikan kapalnya di tengah lautan yang luas. Ia membiarkan kapalnya terombang-ambing ke sana ke mari tidak mempunyai tujuan yang pasti. Sebenarnya si Lemot ini tidak mau berlayar tanpa tujuan seperti itu. Ketika si Lemot melihat ke sekeliling kapalnya, ia melihat seseorang berenang tanpa arah namun menuju kapalnya. Usut punya usut, si perenang handal itu bernama si Cerdik (agak susah juga menggunakan nama ini.. -____-). Mereka pun berkenalan dan saling bertukar cerita. Ketika hari sudah malam, si Lemot mengundang si Cerdik untuk masuk dan singgah ke kapalnya. Si Lemot tahu atau sok tahu bahwa si Cerdik sudah kelelahan setelah seharian berenang. Si Lemot menarik tangan si Cerdik, namun si Cerdik tidak mau naik ke atas kapal si Lemot. Si Lemot terus menarik si Cerdik. Ternyata, si Cerdik masih terikat rantai yang sangat kuat dari kapal yang lain. Si Lemot bingung. Dia mencari ke sana ke mari sesuatu benda yang dapat memutuskan rantai itu. Tetapi sepertinya si Cerdik tidak ingin rantai itu terlepas. Si Lemot semakin bingung. Dia tidak ingin meninggalkan si Cerdik sendirian di lautan yang luas itu. Selain itu, si Lemot sudah terlanjur sayang dengan si Cerdik. Si Lemot juga sudah terlanjur basah ketika menarik tangan si Cerdik. Si Lemot hilang akal ketika si Cerdik tidak ingin melepaskan rantai itu. Si Lemot tetap ingin berusaha, namun sepertnya si Cerdik tidak ingin berusaha untuk melepaskan rantai itu. Si Lemot benar-benar bingung. Tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan. Si Lemot pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan si Cerdik dengan rantai yang masih mengikat. Sebenarnya dalam lubuk hati yang paling dalam (halah!) si Lemot tidak ingin meninggalkan si Cerdik. Si Lemot masih berada di sebelah si Cerdik. Ia tidak ingin meninggalkan si Cerdik. Ia tetap ingin berusaha melepaskan rantai yang mengikat si Cerdik. Ketika si Lemot berancang-ancang untuk belayar lagi, si Lemot ingin si Cerdik mencegahnya. Sampai si Lemot bersiap untuk pergi, si Cerdik tetap bergeming. Akhirnya, si Lemot tetap menunggu dan tidak pergi kemana pun.

Begitu cerita absurdnya! :D

2.2.11

Seperti Saya Cinta Kamu

Gw sangat tertarik dengan sebuah buku yang belum lama terbit. Buku dari Djenar Maesa Ayu yang judulnya 1 Perempuan 14 Laki-Laki. Gw sangat berharap kalian bisa baca buku ini juga. Selain karena buku ini ditulis oleh seorang perempuan yang pandai merangkai kata, buku ini juga mempunyai konsep yang cukup menarik. Seperti halnya sebuah lagu yang bisa dinyanyikan secara duet atau kolaborasi, cerpen-cerpen yang terdapat dalam buku ini juga begitu. Djenar juga 'berduet' dengan 14 laki-laki yang memang jago juga merangkai kata. Well, sebenernya niat gw nulis blog sekarang adalah bukan untuk meresensi buku yang bagus itu. Tapi gw berniat membahas satu kalimat (dua deh kayaknya) yang terus terngiang di benak gw.

Terkadang kita egois ketika mencintai seseorang. Entah ini curhat atau bukan, tapi gw pun merasakan seperti itu. Kita begitu egois untuk menerima cinta yang telah kita berikan kepada seseorang yang kita anggap layak. Sebuah kalimat yang terus terngiang dalam benak gw pun membuat gw semakin yakin akan keegosian itu. Gw harap kalian penasaran akan kalimat tersebut. hehe. Jadi inilah kalimatnya: "
Akan saya buat kamu cinta saya. Seperti saya cinta kamu." (Djenar, 2011:21)
Yak! Ternyata dua kalimat. Haha. Kalimat itu sungguh terpatri dalam hati gw. Ketika gw membaca kalimat itu, satu pertanyaan dalam pikiran gw: apakah gw juga seegois yang tergambar dalam kalimat itu? Apakah gw menuntut orang yang gw cintai, mencintai gw juga seperti gw mencintai dia? Sungguh egois jika gw bener-bener berpikiran seperti itu. Gw sangat egois jika itu bener terjadi.

Gw sih sejujurnya, ga pernah menuntut orang yang gw cintai membalas cinta gw. Buat apa ada cinta bertepuk sebelah tangan jika keegoisan setiap manusia akan cinta itu terpenuhi? Walaupun gw ga munafik sih, pasti kerasa sangat sakit jika benar terjadi cinta bertepuk sebelah tangan itu. Tapi semua yang bertepuk sebelah tangan pasti ada alasannya. Bukannya gw siap untuk cinta gw bertepuk sebelah tangan, tapi gw berusaha buat tetap realistis dengan semua yang ada di mata gw. Hmm. Satu hal lagi yang ada dalam pikiran gw ketika gw membaca kalimat itu. Dengan cara apa kita bisa membuat orang itu cinta seperti kita cinta ke dia? Kalau gw pribadi, cukup dengan jadi diri lo sendiri. Ya, emang itu sungguh klise. Tapi gw merasa biarkan dia mencintai lo apa adanya, mencintai lo karena lo. Bukan mencintai lo karena bukan lo. Hayo. haha. Kunci dari jadi diri sendiri hanya satu, yaitu kejujuran.

Dua hari belakangan ini gw belajar sedikit tentang menjalin sebuah hubungan. Ketika kita siap untuk menjalin sebuah hubungan, yang pertama kita siapkan adalah kerelaan. Dengan kerelaan itu kita bisa siap dengan segala kemungkinan. Segala kemungkinan bisa terjadi kan? Bahkan ketika kita harus melepaskannya. Lalu, hari ini, ketika gw menulis blog ini, ternyata kejujuran pun tidak kalah penting dari cinta dan kerelaan. Semua yang diawali dengan kejujuran akan bertahan lama. Dan gw harap seseorang itu akan selalu jujur sama gw. Walau kejujuran itu akan menyakitkan gw, tapi ketika dia tidak jujur lagi sama gw, itu akan jauh lebih menyakitkan ketika dia berbohong.

Yak! Segitu aja yang bisa gw bagikan. Dua kalimat yang membuat gw berpikir kembali dalam diri gw. Seegois itukah gw?

1.2.11

Karena eh Karena.


Hmm! Gw bingung mau mulai dari kalimat apa, bagaimana dan kenapa. Banyak pertanyaan yang muncul dalam pikiran gw. Kayaknya setiap gw ngepost banyak pertanyaan mulu. Sebenernya sih karena gw ga tahu mau nanya ke siapa (selain Tuhan) untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan gw itu. Nanya ke orangnya langsung? Hmm, gw rasa sih gw ga akan puas dengan jawaban yang akan diberikan ke gw. So, mending gw tanya aja ke blog gw, walaupun tidak mendapatkan jawaban juga. hehehe.

Kalau ditanya pertanyaannya apa aja sih? Gw juga ga tahu. yang pasti karena satu dan lain hal pertanyaan itu muncul begitu saja dalam pikiran gw. Awalnya pertanyaan gw yang pertama kali adalah kenapa gw diem aja? Makin absurd kan. Maaf sodara-sodara yang membaca blog saya dan berharap mendapatkan suatu pengetahuan yang lebih setelah membaca blog saya. Memang pada dasarnya blog ini dibuat untuk curhat. Hahaha.

Oke! Back to the topic! Kenapa gw diem aja? Kenapa gw tidak bereaksi apa-apa setelah kejadian itu? Hayoo kejadian apa? Makin penasaran kan kalian (berasa ada yang baca). Hmm, pertanyaan berikutnya (belum apa-apa udah pertanyaan berikutnya aja). Apakah nama yang sedang kami jalani? Hubungan tanpa status? Teman tapi mesra (kayak lagu)? Kenapa gw nanya seperti itu? Karena eh karena. Begini eh begini. Begitu eh begitu. Hehe. Semua pertanyaan itu berawal dari suatu tindakan yang membuat cukup sport jantung dan terdiam. Yak! Yak! Yak! Yang ngerasa maaf ya. *menghela napas panjang

Emang dasarnya cewek sih ya. Begitu aja udah sport jantung, begitu aja udah deg-degan, begitu aja udah kepikiran. Kalau kepikiran sih ya, itu. Kalau emang tidak ada tujuan, biarkan tidak melangkah ke arah mana pun. Biarkan saja. Walau pun! Gw sangat menikmati hal-hal seperti itu. Tapi semua itu butuh kejelasan kan? Butuh sesuatu yang namanya tujuan. Atau, bilang aja kalau cuma main-main, jadi gw pun menyiapkan segala sesuatu juga dengan main-main. Sekali lagi, berikan tujuan itu, jika memang ada. Atau jika tidak ada tujuan, bilang aja. Gw cukup terbuka dengan hal seperti ini. Apalagi semua diawali dengan kejujuran dan kerelaan. :)

28.1.11

Sakit. Nangis. Tersenyum

Well. Gw butuh sesuatu yang bisa melupakan niat gw sore ini. Yak! Kalau bisa panggil Doraemon lah! Kenapa? Kenapa? Kenapa? Banyak pertanyaan dalam pikiran gw yang diawali dengan kata tanya "kenapa". Pertama, kenapa gw harus tahu? Kedua, kenapa gw ga berpikiran negatif? Ketiga, kenapa gw punya niat seperti itu?

Jawabannya cuma satu, ya karena Tuhan yang mengizinkan gw buat tahu, buat tidak berpikir negatif, dan buat punya niat kayak gitu. Apa sih masalahnya? Mungkin kalian para pembaca blog gw bertanya-tanya. Sebenarnya masalah itu ga bisa gw bagi di sini. Cukup gw, orang bersangkutan dan Tuhan yang tahu. Masalah yang cukup kompleks yang membuat gw berpikir untuk cukup tahu aja sampai sini. Bukannya gw ga mau tahu kelanjutannya atau gimana. Tapi gw pengen ngasih tahu kalau itu masa lalu. Walau gw ngerti sangat berat untuk melepas masa lalu itu karena satu dan lain hal. Gw sangat mengerti.

Well, gw bersedia memberikan diri gw (apaan dehh -___-) untuk membantunya melepas masa lalunya. Gw tahu, gw ga sehebat gadis-gadis (yaelahh gadisss) yang ada di luar sana, dan mungkin aja bukan gw orang yang tepat buat ngelepas itu. Tapi minimal gw jadi batu loncatan dia untuk bangkit dari (kubur) kisah masa lalunya. Atau membuat dia keluar dari lingkaran itu. Sok banget ya gw! Sangat sok! Tapi itu yang ada dipikiran gw sekarang. Entah kenapa. Apa karena gw udah terlanjur sakit? Yaa, istilah gw terlanjur basah sekalian nyemplung lah gituu.

Hmm, gw emang merasa cukup sakit dengan hal itu (asal kalian tahu, gw termasuk wanita perkasa yang tidak menangis karena rasa sakit ini). Terus? Lalu? Toh gw tahu alasan, bagaimana, kenapa, apa, dan siapa si pembuat rasa sakit itu. Kalaupun gw akhirnya harus sakit karena 'nyemplung' itu, ya udah. Sakit. Nangis. Tersenyum. Gw tahu kenapa gw sakit. Gw tahu siapa pembuat sakit itu. Ya, gw lah si pembuat sakit itu, karena gw nekat 'nyemplung'.

Gw sempet keinget kata seseorang senior gw, "Kalaupun nanti ada orang yang sakit, biarlah orang itu adalah gw". Gw setuju! Kali ini gw setuju! Sok banget sih gw! Tapi itulah gw! Si cewek nekat yang sok tahu dan pengen tahu. Ga ada salahnya buat mencoba bukan? Ga akan ada yang tahu jawaban pastinya kalau belom nyoba.

Di paragraf terakhir gw cuma ingin mengatakan sekali lagi bahwa gw menikmati segala sesuatu yang terjadi sebulan terakhir. Gw menikmati ketika harus menunggu, ketika harus memperhatikan dan diperhatikan, ketika harus menjadi seseorang yang dipercaya. Gw menikmati setiap kali kami jalan bersama dan berbicara berbagai hal. Gw menikmati ketika harus nangis, sakit, dan tersenyum. Gw menikmati hari ini khususnya. :D

27.1.11

Siapkah Gw?

Akhirnya gw di kampus juga. Well, gw kayak terdampar ke Depok sih ini rasanya. Haha. Sebenarnya gw terbawa arus kerinduan akan kampus gw tercinta. Waktu gw berjalan menuju kampus gw (yakin nih jalan dari Pondok Gede ke Depok?) gw berpikir sesuatu. Apa sih yang gw rindukan dari kampus gw? Gw kuliah belum lama banget, tapi sudah bisa dibilang lama (labil nih). Gimana ya, dalam waktu satu setengah tahun gw kuliah, gw sangat menikmati perkuliahan dan teman-teman gw. Gw suka suasana kampus gw yang tidak monoton tiap harinya. Gw suka cara kampus gw membuat gw rindu setengah mati gini sama kampus. Eh, kemana aja coba gw sampe bisa rindu setengah mati gitu.

Walaupun waktu gw kuliah gw pengen banget buat libur. Gimana ga pengen libur. Tugas dan perkuliahan cukup membuat setiap mahasiswa di kampus gw (yang serius belajar lho ya!) stress. Kurang tidur (liburan lebih kurang lagi tidurnya). Banyak baca buku (liburan banyak baca twiiter). Banyak nulis (liburan banyak ngetweet, gw pribadi banyak ngeblog). Banyak ngetik (liburan banyak chat). Banyak ngerjain tugas dan belajar (liburan banyak makan dan ngemil). Well, semua banyak sih. Baik liburan maupun kuliah. Bedanya cuma hasilnya aja. Kalau kuliah hasilnya gw ga terlalu lemot, ya otak dipake tiap hari buat mikir gitu, paling ga lemotnya agak berkurang. Kalau liburan otak gw dipake di waktu-waktu tertentu aja. Saat lagi nulis blog nih, gw pake otak gw, saat gw, saat gw, saat gw, kayaknya cuma pas nulis blog doang. Selebihnya gw jadi gendut dan lemot. *menghela napas panjang*

Liburan tinggal satu minggu lagi. Sudah siapkah gw buat kuliah? Yang kemungkinan yang terjadi gw akan sedikit melupaka blog gw yang sudah gw bikin sedemikian rupa selama liburan. Paling blog gw kesentuh lagi pas liburan semester depan yang ternyata liburan semester depan lebih panjang daripada semester ini. Sudah siapkah gw? Sedikit meninggalkan dunia twitter (kalau rencana kakak gw jadi, mungkin gw akan tetep eksis di twitter). Meninggalkan chat di YM atau di mana pun itu.

Gw rasa gw perlu penyesuaian untuk memulai kehidupan perkuliahan gw. Lumayan masih ada waktu satu minggu. Lumayan buat mengubah pola tidur gw yang berubah drastis. Lumayan buat membatasi twitter. Lumayan buat mengembalikan memori-memori gw soal linguistik, sastra, dan lain lainnya. Lumayan buat ngembaliin semangat gw buat pulang pergi Pondok Gede-Depok (ironis banget nih yang satu ini). Yah, lumayan lah. Lumayan buat membentuk hati gw yang hancur lebur *lho kok curhat?*. :P

Siapkah gw buat kuliah lagi? :D

25.1.11

Uji Kelayakan


Pagi ini! Yeay sudah pagi! :D Gw bersemangat banget pagi ini. Walau semalam begitu. Walau kemarin begini. Walau badai menghadang (malah nyanyi). hahaha. Saya kembali kawan-kawan! Emang gw dari mana coba? Hahaha. Gw dari mimpi buruk semalem. Beneran mimpi buruk. T_T

Yo wes! Lupakan mimpi buruk itu. Gw pengen share sesuatu. Yang gw dapet pagi tadi bersama kakak-kakakku tersayang. Begini. Awal cerita. Ada banyak pertanyaan dalam pikiran gw. Bangun-bangun tadi, gw langsung memikirkan banyak hal. Dan itu cukup membuat sakit kepala. Seperti biasa gw saat teduh dan berdoa. Makin banyak pertanyaan gw. Gw Tanyalah sama kakak-kakak gw itu. Satu hal yang perlu kalian tahu masalah gw ada soal komitmen. Again! haha. Entahlah. Saat itu dipikiran gw masih abstrak tuh soal komitmen dan kawan-kawannya.

Akhirnya! Setelah gw cerita dan banyak pertanyaan yang gw ajukan. Kakak gw tersayang itu, namanya Laurina (hei mba! Lo harus tahu nama lo gw tulis di blog gw! Haha), cuma bilang satu kalimat, ga satu kalimat juga sih, intinya aja maksudnya. "Jangan takut memperjuangkan kalau dia memang layak". Nyeekk? Satu pertanyaan besar! Dia layak atau ga untuk diperjuangkan? Gimana gw bisa tahu dia layak atau ga? Jawabannya pun simpel ternyata saudara-saudara! "Jalanin aja dulu dek. Kalau lo malah menghindar dan menjauh, ga mau tahu tentang dia lagi, gimana mau tahu dia layak atau ga? Jangan sampai salah langkah. Toh, yang kalian jalani hanya teman. Tidak ada yang dirugikan dan merugikan. Berjalan seperti biasanya aja." Hoho. Ga simpel ya. Hehe. Tapi intinya simpel. Gimana kita bisa tahu dia layak atau ga, kalau kita ga pernah tahu dia gimana orangnya? Lebih jelasnya. Gimana kita bisa tahu dia layak atau ga, kalau kita ga pernah tahu gimana dia menghadapi segala masalah yang ada? Udah cukup jelas. Ya! Benar! Gw ga tahu nih, dia layak atau ga. Ya gw cari tahu dong. Dengan cara? Deketlah sama dia. Perhatian sebagai sahabat. Cerita sebagai sahabat. Ngobrol sebagai sahabat. Why not? Sahabat tidak lekang oleh waktu kali. (Kayak pernah denger, lagu apa ya?)

Sepertinya gw belum menyebutkan layak apa sih yang dimaksud? Layak memiliki sesuatu hal yang ga bisa semua orang miliki. Sebuah komitmen serius yang hanya untuk satu orang selamanya. Itulah kenapa, mesti ada uji kelayakan. Dan yang menguji ya diri kita sendiri. Kita yang tahu dia layak atau ga. Dia pantas atau tidak menerima komitmen penting itu. Karena kita yang menilai dia seperti apa dan kita seperti apa. Itulah pentingnnya hubungan persahabatan sebelum mempunyai komitmen yang lain. Nambah sahabat ga akan jadi masalah kan?

Karena bumi ini bulat, maka ketika kamu pergi, aku tidak mencarimu tetapi tetap tinggal disini menunggumu


Saya Saja

Yak! Saya saja!
Apanya?
Sudahlah!
Apa ya?

Saya saja!
Teriakku ketika itu.
Kenapa?
Yaaa Saya saja!
Aku memaksa.

Lho?
Kenapa? Tidak suka?
Bukan! Saya juga mau soalnya!
Maaf! Saya duluan!

Yak! Saya saja!
Tidak bisa!
Kenapa?
Karena saya saja!


Menunggumu Di sini (Ambigu)

Satu kata untuk gw ketika memulai hari ini. Sedih. Weks! Tumbeeenn. Hahaha. Setiap orang berhak sedih dong? Iya ga? Dan gw ga tau kenapa bisa sedih begini. Tumbennya bener-bener tumben. Seperti yang gw bilang di blog sebelum ini, gw ga mau sakit karena JATUH cinta. Dan itulah yang gw lakukan sepanjang minggu ini. Gw harap sih berhasil.

Berhasil atau ga, sebenernya gw ga mau ambil pusing. Kenapa? Karena gw ngejalaninnya enjoy boo! Sakit atau ga nantinya, ya lihat aja nanti. Kenapa diambil pusing? Emang salah merasakan sakit? Toh bagus, gw jadi bisa nangis. Hahaha. Jujur, gw pun sudah sangat kebal dengan urusan yang begitu. Pengalaman gw dua tahun belakangan mengajarkan gw untuk menerima apapun itu. Dan tentu saja melepasnya ketika saatnya harus dilepas. Walaupun seseorang pernah bilang ke gw 'keep him if you can keep'. Gw yakin aja ada saatnya gw melepaskan sesuatu yang secara tiba-tiba dan tanpa gw undang, gw rasain gitu aja.

Lalu? Sekarang? Sekarang gw enjoy banget sama perasaan yang kayak gini. Udah lama gila gw ga ngerasa yang begini. Mengingat yang terakhir kali gw ngerasa datar-datar aja ngejalaninnya. Dan ya, entah sampai kapan, gw selalu inget dialog Spongebob dan Patrick:
S: Apa yang kamu lakukan selama aku pergi?
P: Menunggumu di sini.
Entah gw tunggu atau ga, itu urusan nanti...
Selama gw masih enjoy dengan yang begini kenapa enggak?

24.1.11

Itulah Kenapa Gw Ingin Menangis

Kata orang nangis itu salah satu ungkapan hati. Buat gw nangis itu jarang-jarang. Lho? Yup! Jarang-jarang. Kalau buat sebagian besar cewek nangis itu adalag identitas mereka, buat gw nangis itu cuma sebagian kecil dari hidup gw. Gw jarang banget nangis. Gw inget banget, terakhir kali gw nangis kejer (kayak anak bayi gitu) pas gw kls dua SMA, dan itu juga karena satu dan lain hal. Kalau ada hal yang bener-bener bikin gw sakit hati banget, barulah gw nangis. Dan itu jarang terjadi. Kalau pun gw mau nangis, hanya Tuhan yang tahu.

Kenapa sih gw ga bisa nangis? Pertanyaan itu selalu terlintas dalam pikiran gw. Sepanjang hari ini gw cukup memikirkan hal itu. Kenapa gw ga bisa nangis? Padahal gw lagi sakit hati, atau gw lagi lagi kesel. Dulu waktu gw putus sama pacar gw, gw emang nangis. Sampai nelpon temen gw. Tapi abis itu udah! Walaupun gw waktu itu sakit hati banget karena diduain (atau ditigain? Entahlah). Bahkan saat gw cerita ke sahabat-sahabat gw perihal hal tersebut, gw ga nangis sama sekali. Sedih, tapi ga nangis. Sampai gw menitik kan setetes air mata (hanya setetes) di rumah temen gw karena suasananya yang mellow.

Kalau gw boleh milih, mending gw jadi cewek normal yang dikit-dikit nangis deh. Sakit lho kalau ga bisa nangis kayak gw gini. Apapun yang lo rasain ga bisa lo keluarin. Itu sakit banget. Makanya gw ga pernah merasa temen-temen gw yang gampang nangis itu cengeng. Gw malah pengen banget kayak mereka. Gimana ya rasanya. Sulit menggambarkan rasa sakit yang ga bisa lo keluarin lewat nangis. Kalau gw kelihatan selalu bisa senyum, atau bahkan gw sering dibilang paling wise diantara mereka, itu hanya kelihatannya saja. Dibalik semua itu, gw cukup merasa ironis dengan keadaan gw yang sebenarnya.

Beberapa minggu ini sebenarnya gw pengen nangis. Pengen banget nangis. Bukan cuma karena masalah percintaan, tapi semua masalah yang menyangkut di pikiran gw. Banyak hal yang gw pikirin termasuk kerjaan gw. Dan yak! Gw selalu pengen nangis kalau mikirin itu. Cuma PENGEN! Ga bisa lebih! Astaga! Bisa sakit jiwa rasanya kalau kayak gini terus. Gw selalu berharap gw disakiti yang amat sangat sehingga gw bisa nangis dan ngeluarin semuanya sekaligus. Siapapun yang bisa nyakitin gw, sakitilah, gw siap menangis.


*Kalimat terakhir sangat berlebihan, dimohon untuk tidak menanggapinya dengan serius.. :D

22.1.11

Mahkota Buat Gw


Hoh! Apalagi yang mau gw bagi kali ini? Karena gw masih egois-egoisnya, gw mau ngebagi kesukaan gw aja. Haha. Okey, setelah jatuh cinta, lolipop, lalu apalagi? Hmm, tebak-tebakannya dimulai dari fashion. Baju? Bukan! Aksesoris? Bukan! Hmm, dress? Bukaan!! Tapi temen mereka. Tas? Bukan! Lalu apa? Yak! Temen mereka yang belum kesebut. Apa hayo? Yak betul! (berasa ada yang jawab) Sepatu! Gw suka sepatu. Jenis sepatu apa aja. Flat shoes atau high heels, sama aja buat gw. Tapi emang sih gw paling suka sama high heels. Bukan karena gw pendek. Tapi karena gw suka ngeliatnya. Mau yang haknya runcing atau ga runcing. Ga sama sih buat gw. Gw ga begitu suka yang runcing. Kenapa? Karena takut patah gw, mengingat berat badan gw yang cukup berat. hihihi

Gw suka sama yang kelihatan mantap! Mantap? Macam mana mantap itu? Yang ga runcing, yang pake tali di pergelangan, yang pas di kaki. hehe. Yaah, salah satu contohnya wedges lah ya. Gw punya wedges kesayangan. Gw pake kemana-mana, dia sempet nemenin gw ke GKJ (Gedung Kesenian Jakarta) waktu itu. Warnanya hitam dan ada titik-titik putihnya.

Lucu sih, gw ga terlalu mementingkan baju yang gw pakai atau aksesoris apa yang gw pakai. Gw lebih suka mikirin sepatu apa yang mau gw pakai. Padahal kata orang sepatu tuh bagian yang kurang terlihat. Tapi menurut gw, kalau sepatu yang dipakai nyaman dan lo suka sama sepatu lo, lo bisa melangkah dengan pedenya bak di catwalk macam model. Gw pernah lho ngalamin ga pede banget karena salah sepatu. Ck! Pengen gw lupain seumur hidup deh!

Gw punya sepatu lain yang gw suka. Tapi itu cukup tinggi, kira-kira 7 cm. Setiap orang yang ngeliat gw pake tuh high heels pasti komen "Mba, tinggi banget ya." atau "Heh! Ga tau diri amat sih lo, udah tinggi pake sepatu yang tinggi pula!" (dengan sinis kayak sinetron, lebay). Ya begitulah komentar mereka. Gw minder? Ga! Malah makin pede! hihi. Bodo amat! Yang penting gw nyaman. hehe.

Mungkin karena berbagai komen yang miring itu, akhirnya nyokap selalu ngebeliin yang flat shoes dibanding high heels. Gw sih terima-terima aja. hehe. Toh ga pengaruh juga buat ketinggian gw dan gw cukup bagus kalau pake flat shoes. Walau gw tetep merasa nyaman dengan high heels gw. Hehe.

Sepatu menurut gw itu bagai mahkota yang membuat kita pede selama kita menapaki jenjang kehidupan (serius, berfilsafat). Sepatu cukup berpengaruh buat gw (terserah kalian) untuk menentukan setiap langkah gw. Walau nyokap selalu melengkapi kebutuhan gw selain sepatu, tapi itu cukup urusan nyokap. Urusan gw, ya sama sepatu! Hidup sepatu!

Sepatu yang pajang di sini salah satu sepatu yang belom gw punya. Pengen punya, tapi kayak orang kerja (kata nyokap). Tapi kalau ada yang mau beliin sih ga nolak. :D

Manis Seperti Lolipop


Salah satu hal yang mau gw bagi lagi di sini adalah bagaimana gw bisa kecanduan sesuatu hal yang sangat tidak disangka oleh orang lain. Yak! Gw kecanduan, ketagihan, kepengen terus. Apa itu? Sebagain dari orang yang kenal lumayan deket sama gw tau apa yang bikin gw candu! Coba hayoo dijawab yang merasa deket sama gw! Apa? Apa? Coba yang keras! (berasa ada yang ngejawab) Oh mas yang di sana! Yak! Oh! Betul sekali! (Awalnya aja udah ga jelas gini -___-) Yang bikin gw kecanduan adalaahh kamuu (Lho?). Eh, bukann. Maksud gw yang dibawa kamu! Itu lhoo yang warna warni yang namanya lolipop. Nyebutin lolipop aja lama banget ya. (Poor me! -__-)

Gw kecanduan banget tuh sama lolipop. Gila ga tuh lolipop? (ga sihh, ga gila, gw yang gila) Kenapa lolipop? Karena lolipop manis, gw manis, jadi nyambung (huek!). Oke, Mulai serius. Jadi gini awal kisahnya, waktu itu gw punya masalah yang cukup berat, sampai-sampai gw bisa nangis berhari-hari, dan mungkin jawaban dari Tuhan atau emang Tuhan yang ngirimin tuh lolipop, pas gw makan lolipop, gw merasa lebih tenang dan berpikiran jernih. Entah apa yang terkandung dalam tuh lolipop, tapi gw bener-bener seneng waktu gw makan lolipop itu. Padahal biasanya (kata orang) coklat lho yang mempunyai pengaruh kayak gitu. Tapi jujur sejujur jujurnya, gw ga suka coklat. Hmm, bukan ga suka benci, cuma ga suka aja. Bikin enek. Beda sama lolipop yang sebagian besar rasa buah. Gw suka ngemut lolipop yang rasa buah. Bukan coklat.

Yah, sebenernya sih, gw ga bisa menuhankan (me+tuhan+kan) lolipop. Tetep aja ketika gw ada masalah obat yang manjur tentu cuma doa dan firman, tetapi gw suka lolipop. Itu aja. titik. Waktu itu kebetulan aja kali ya gw tiba-tiba merasa tenang setelah makan lolipop. Soalnya semakin ke sini, lagi ada masalah atau ga, gw seneng-seneng aja kok makan lolipop. Lolipop!
Barusan gw makan lolipop. Rasa lemon. Kemarin makan lolipop rasa apel. Seneng. Suka. Titik.

Spongebob dan Patrick


Kali ini gw ga curhat, tapi gw mau membagi apa yang dalam pikiran gw soal persahabatan. Kenapa persahabatan? Karena gw suka mengamati persahabatan antara Spongebob dan Patrick. Siapa yang ga tau mereka? Jujur nih, gw emang suka banget nonton film mereka sejak SMP. Hahaha. Masih polos-polos gitu (sampai sekarang gw juga masih polos :P). Waktu itu kebetulan gw sakit yang cukup parah sampai-sampai gw harus di rumah selama satu bulan. Satu bulan boo, di rumah, saat temen-temen yang lain main dan belajar di sekolah gw harus di rumah (beruntung bukan di rumah sakit). Daaannn salah satu hiburan gw adalah itu film Spongebob Squarepant! Bokap sampai rela-rela beliin VCD (dulu msh VCD) Spongebob karena (mulai nangis haru) waktu itu gw di Makassar dan channel yang menayangkan Spongebob ga nyampe sana :(. Jadilah itu gw selama sebulan, empat minggu, 30 hari, (ga tau ngitung jam dan menit) gw mantengin tv nonton Spongebob. Bahkan gw tidur pun sama Spongebob. Ho! Waktu itu gw dibeliin boneka Spongebob sama kakak gw dari Jakarta, katanya biar gw bisa cepet sembuh (kalau ga salah inget). :D

Gw sampai apal lho setiap adegan Spongebob waktu itu. Cukup waktu lah buat gw untuk mengahafalkan film itu. Walaupun besokkannya ga ada ujian soal Spongebob. Gw suka Spongebob. Gw suka bagaimana si Spongebob ini mencoba mengahadapi masalah yang dia lalui dengan senyum polosnya. Dan yang paling gw suka bagaimana persahabatan Spongebob dan Patrick terjalin. Beneran deh, mungkin diantara kita pernah dan sedang menjalani persahabatan yang dekeett banget kayak mereka, tapi yaa, persahabatan Spongebob dan Patrick itu didasari dengan kepolosan masing-masing.
Seinget gw, kemarin gw nonton Spongebob di tv (kali ini tv gw bisa nangkep channel yang menampilkan Spongebob), Patrick berubah jadi pinter! Ajee gilee (gilee ajee) kann. Jarang-jarang noh si Patrick jadi pinter. Karena si Patrick pinter inilah si Spongebob sedih. Sedih karena ga ada lagi yang bisa diajak main konyol-konyolan, sedih karena dia merindukan Patrick yang dulu. Pas nulis bagian ini gw inget si Kucrut Currie, udah lama ga konyol-konyolan bareng, udah lama ga ketawa seharian, kalau ketemu sekarang isinya curhat, mungkin karena kami jarang ketemu juga sih.... Eeehh! Stop! Kok malah soal si Kucrut? -__-

Oke! Lanjut soal Spongebob dan Patrick, gw cukup terharu nonton bagian itu. Saat Spongebob sedih (matanya berkaca-kaca, jadi makin imut) melihat si Patrick pinter dan ga bisa diajak main. Terus pas si Patrick udah balik lagi kayak dulu, senengnya bukan main. Itu sih yang gw rasain saat si Kucrut harus ke Nangor, meninggalkan gw sendirian di Depok (walaupun akhirnya gw ketemu sahabat yang lain). Dan gw seneng banget saat si Kucrut balik ke Pondok Gede yang sudah dipastikan kami selalu janjian buat ketemu. :)

Entah dimana lagi gw dapet sahabat macam dia. Kalau dibilang deket, udah kayak saudara, secara udah sahabatan sejak 3 SD. Gw sungguh bersyukur punya sahabat macam dia. Gimana ya, udah ngelewatin berapa kali berantem ya? Kalau berantem kecil sih sering, berantem besar jarang. Tapi sekalinya berantem besar bisa berbulan-bulan. :D

Nulis post ini gw jadi mikir dua kali buat mengakhiri hubungan kami (Ya iyalaahh). Gw sangat nyaman ketika curhat sama dia, dan gw juga nyaman denger curhatannya dia. Ya, kadang suka mirip-mirip ceritanya. Hahaha.

I just miss you, Kucrut. Walau kemarin kita abis dinner bareng. :D

21.1.11

BISAKAH SESABAR PELANGI? *


Kesetiaan datangnya tidak tiba-tiba. Kesetiaan memang perlu kesabaran. Dan itulah yang Tuhan lakukan terhadap hidupku. Sabar. Bisakah aku sesabar dan sesetia pelangi yang selalu setia menunggu hujan reda?* Atau itu hanya ilusi semata?

Mungkin saja dua tahun tidaklah cukup untuk menguji kesabaran. Atau aku yang terlalu bebal untuk terus menunggunya? Kali ini aku tahu, untuk kasusku, bebal dan sabar tidak berbeda jauh. Kesabaranku benar-benar teruji. Begitu juga kebebalanku. Mungkin kalian menertawakanku dengan sikap dan tindakan tololku ini. tetapi bagiku, inilah indahnya cinta ketika kamu mencintai seorang lelaki yang tidak atau belum mencintaimu. Tidak seindah cinta Romeo dan Juliet memang. Bagaimanapun juga, kisah ini menjadi hal yang terindah dalam hidupku. Walaupun lelaki itu tidak mencintaiku. Atau mungkin belum mencintaiku.

Percaya atau tidak. Aku dan dia tidaklah bertolak belakang. Kami sama. Sama-sama dari ras dan keyakinan yang sama. Percaya atau tidak. Aku sempat tak berdaya ketika dia menyatakan cintanya pada gadis lain. Percaya atau tidak. Aku tetap mencintainya walaupun dia bilang tidak. Percaya atau tidak. Aku tetap menoleh padanya walau banyak lelaki yang datang dan pergi menghiasi hariku. Percaya atau tidak. Aku tetap tidak percaya dapat bertahan sampai saat ini.

Selalu teringat akan sebuah kenyataan yang tidak mungkin aku abaikan. Aku tetap mencintainya walaupun dunia berrkata tidak. Cinta bukan hanya sekedar fisik. Cinta juga bukan sekedar materi. Atau hanya sekedar kata-kata yang tidak berguna. Cinta juga bukan ikatan yang menjalin dua sejoli yang tidak saling mengenal. Cinta bukanlah sebuah mantra yang dengan mengejanya kita mendapatkan segalanya. Cinta juga bukan bualan yang sering dikatakan pada gadis-gadis manja yang mencari cinta. Cinta bukan juga waktu yang membiasakannya. Cinta bukan juga kata semu yang menjadi nyata ketika kita merasakannya.

Cinta hanya sebuah kata yang tidak akan kita mengerti mengapa kita tetap menggunakan kata cinta untuk seseorang yang tidak pernah hilang dalam pikiran, hati, jantung bahkan setiap hela nafas kita.

Lalu apakah persamaan cinta dan sabar? Sabar hanya sebagai pelengkap yang hidup. Sabar ada ketika cinta bertepuk sebelah tangan. Sabar ada ketika kita membutuhkan ketenangan karena cinta sedang memberontak. Sabar selalu hadir ketika cinta diakhiri dengan makian dan emosi. Sabar selalu setia menanti ketika cinta itu datang bertahun-tahun lamanya. Sabar tidak pernah hilang ketika kita menunggu sebuah jawaban atas semua pertanyaan-pertanyaan kita. Sabar hanya sebagai pelengkap cinta yang kita hidupi, sabar tidak akan hadir pada cinta yang hanya dijalani.**

*terinspirasi dari lagu Desember-ERK

**terinspirasi dari lagu Jatuh Cinta Itu Biasa Saja-ERK

Sebongkah Doa dan Senyum untuk Seseorang

Andai aku tahu apa yang harus aku lakukan
Jika aku tahu apa yang sedang terjadi

Pertama kali yang kupikirkan hanya doa dan senyum
Manjurkah untuknya?
Atau aku hanya mengganggu dengan doa dan senyumku?

Berkali-kali aku menghela napasku

Andai aku tahu apa yang harus aku lakukan

Karena hanya doa dan senyum yang bisa kulakukan

Berharap doa dan senyumku sampai dihadapannya

Berharap dia tersenyum juga karena doa dan senyumku


*Terinpirasi dari seseorang yang susah tersenyum hari ini :)

Senyum Malam

Jika malam belum lagi menunjukkan senyumnya
aku menunggu matahari terbit
Jika matahari pun tidak ingin menunjukkan senyumnya
aku menunggu senja datang

Kalau malam tidak lagi hadir untukku
aku menunggu matahari
Jika matahari pun enggan hadir untukku
aku menunggu senja

Bisakah aku percaya senja akan segera datang?

Bukankah aku sudah ketagihan akan senyum malam?

Atau hanya aku saja yang menunggu datangnya matahari?

Sebuah kalimat yang terucap membuat hatiku berdebar
Sebentar lagi senja datang
Malam pun mengikuti senja
Aku bersiap dengan senyumku menyambut malam
Satu pertanyaan lagi
Haruskan aku menunggu kehadiran matahari lagi?

Gw Ga Mau Sakit Karena JATUH Cinta (Egois)

Weits!! Udah lama banget gw ga nulis di sini. Sejak liburan semester kemarin, dan sekarang udah liburan lagi! Ck! Kemana aja sih gw??? (Ga kemana-mana sih, paling Depok-Pondok Gede aja :D) Okey! Gw mau ngeles bentar, sebenernya sih, selama satu semester kemarin gw sibuk cuy! Banyak yang harus dikerjain diluar kuliah berserta tugas-tugasnya. Jadi, boleh dong gw bilang agak melupakan blog gw ini. :D
Mungkin kalau dibaca semuanya, post yang satu ini berisi curhatan gw yang kebanyakan sahabat-sahabat (tempat curhat) gw ga tau. Kenapa ga tau? Ya cuma gw dan hati serta Tuhan aja yang tau. Oh! Tentu aja sama yang baca post ini. haha. Jadi, maaf kalau ada yang kecewa karena ternyata post ini isinya ga bermutu atau ga berkualitas (apa bedanya?). Oh! Satu hal lagi sebelum bener-bener masuk ke dalam curhatan gw. Gw udah lama banget ga nulis gini. Udah berapa bulan ya. And, gw ngerasa rindu, kangen, pengen ketemu, (ini mah udah mulai curhat) dengan dunia perketikan ini.
Yak! Mungkin saya sedang jatuh cinta. Mungkin. Mungkin lho. Belum pasti, belum tentu, masih abu-abu (berasa anak SMA pas nulis abu-abu. Tsaahh). Kenapa abu-abu? Sebenernya itu karena gw yang ga mau jatuh cinta beneran. Emang sih kata orang jatuh cinta berjuta rasanya, nah karena berjuta rasanya itulah gw ga mau jatuh cinta. Egois sih gw, tapi mau gimana lagi? Gw ga mau kayak temen gw yang bener-bener jatuh dan bener-bener sakit ketika cowok yang dia suka ternyata berkomitmen dengan cewek lain yang pada saat itu temen gw dan si cowok sedang pendekatan. (kalimat gw ga efektif banget sih, ya sudahlah!). Gw ga mau lah ngerasain yang begitu, karena gw pernah ngerasain yang begitu. Rasa cukup sekali aja gw ngerasain yang begitu. Bahkan gw sempet ngerasain hal itu lebih dari sekali.
Tapi emang yang namanya jatuh cinta tuh ga bisa diatur. Kalau udah kena panah asmaranya cupid (halahh!) mah mau ga mau jatuh cinta aja. Ga bisa ngelak atau ngeles. That's why, gw ga bisa ngeles lagi kalau gw jatuh cinta. Tapi gw ga mau!! (Ribet amat deh). Tapi gw udah jatuh cinta iniii!! (Tuh! Ribet amat). ohh! asal kalian tau (berasa ada yang baca) gw sulit kalau jatuh cinta, kalau suka gampang, kalau jatuh cinta cukup sulit. Jatuh cinta yang bener-bener bikin jatuh. Kangen kalau ga ngobrol (kayak sekarang), pengennya ketemu (kayak sekarang juga), pengennya pokoknya pengennya (kayaknya udah ga jelas).
*tarik napas dalam-dalam* Yak! Saya akui, saya jatuh cinta! Ga salah kan? Toh objek yang bikin saya jatuh cinta itu cowok. Ga salah kan? (membenarkan diri sendiri). Lagipula gw cukup deket kok dengan si objek, bahkan deket banget (kepedean). Nah, karena deket inilah gw harus hati-hati. Gw ga mau memunculkan harapan palsu dalam hati gw. jelas, gw berdoa untuk dia, jelas gw minta petunjuk dari Yang Diatas. Tapi ga gitu aja gw nyerahin diri gw buat jatuh cinta kan? Gw perlu jaga hati gw supaya ga sakit banget karena JATUH cinta. Apalagi udah jatuh ketimpa tangga pula. Itu lebih sakit kan? Makanya dari pada itu oleh karena itu (sangat berlebihan dan tidak efektif) gw ga mau punya harapan palsu yang ternyata udah gw miliki sejak saat itu. Gw ga ngeh lagi sejak kapan.
Nah! Sekarang nih, saat ini nihh, si objek sedang ga tau kenapa ga mood. Hmm, ya sudahlah. Sepertinya dia emang sedang ada masalah. Gw ga mau ganggu proses semedinya kecuali kalau dia tiba-tiba berencana bunuh diri (mungkin ga sih? gw nanya beneran). Khawatir sih gw, apalagi udah lama ga ngobrol walaupun udah sempet ngecharge kemarin. Hehe. :P
Gw cukup kangen sama gombalannya bukan orangnnya. *lho?* *tiba-tiba galau*.
Kata-kata sebuah film yang terngiang-ngiang dibenak gw semaleman
Kangen adalah dua hati yang terpaut -Anakluh-
Perlu diketahui, kami menonton film itu bersama. Semoga dia ga baca blog gw. Ketahuan kan isi hati gw yang sebenarnya. X_X
Gw nulis post ini sambil dengerin lagu yang cukup manis terdengar di telinga gw. Cukup gw aja yang tau lagu apa itu. :)