Pages

15.10.11

Saya Hanya Jatuh Cinta


Saya jatuh cinta. Ketika saya mengingat namanya, hati saya selalu bergetar dan terasa ada yang nyeri di sana.
Saya jatuh cinta. Ketika saya membayangkan wajahnya, hati saya begitu sakit, namun rasanya menyenangkan.
Saya jatuh cinta. Punggung saya panas ketika saya menuliskan 'saya jatuh cinta'.
Saya jatuh cinta. Ketika saya tahu saya jatuh cinta.
Saya jatuh cinta. Maaf jika ada yang terluka ketika saya jatuh cinta.
Saya jatuh cinta. Berharap bisa saya mention di twitter.
Saya jatuh cinta. Saya tahu saya jatuh cinta, ketika hati saya terasa panas dan sakit mendengar dan melihat dia.
Saya jatuh cinta. Ketika bola mata saya selalu mencari sosoknya dikerumunan orang.
Saya jatuh cinta. Ketika saya mulai mencari tahu tentangnya di jejaring sosial.
Saya jatuh cinta. Ketika ada banyak hal tentang dirinya dan saya tidak sanggup mengungkapkannya di sini.
Saya jatuh cinta. Hanya jatuh cinta.

14.10.11

Inilah Alasan


Gw merefleksikan suatu pengalaman yang baru aja gw alami tadi. Jujur, gw sangat amat kaget ketika gw menyadari sesuatu yang hilang belakangan ini.
Keadaannya adalah gw pulang sendiri. Benar-benar sendiri. Melawan segala air mata gw yang mau jatuh. Kondisinya gw saat itu pake wedges yang cukup tinggi. Kejadiaannya, ketika itu gw berjalan dari perpus pusat kampus gw. Gw sengaja berjalan perlahan karena gw merasa tidak mengejar apapun. Gw berjalan sambil merenungi hal yang sedang gw alami dua hari ini (nanti gw jelasin setelah cerita ini berakhir). Gw harus melewati jalan yang berbatu dan agak sedikit rusak. Kaki gw terselengkat dan yak! Gw jatuh tersungkur. TIba-tiba ada tangan yang menarik lengan gw. Tangannya cukup dingin dan halus. Gw tersentak ketika melihat pemilik tangan dingin itu. Bapak-bapak. Cukup tua. Seumur dengan om gw. Seketika gw bilang terima kasih dan tidak apa-apa. Gw pikir berhenti sampai di situ. Ternyata om ini membantu gw menyebrang rel kereta juga. Bahkan mengikuti gw sampai depan gang. Cukup kaget ketika gw ditanya pulang kemana dan dia berniat mengantar gw pulang. Dia sangat khawatir atas kaki gw yang terluka karena jatuh. Karena rumah gw yang jauh, maka gw menolak ajakan om itu. Setelah gw mengingat kembali kejadian gw jatuh dan ditolong om tadi, gw merasakan sesuatu hal yang ternyata kejadian itu sama dengan keadaan gw yang sekarang.
Awalnya gw pikir ini semua hanya perasaan bosan dan jenuh gw akan semua kuliah dan tugas-tugas gw. Tapi persis kemarin, kejadian yang akhirnya menyadarkan gw. Kejadian di mana pacar gw meninggalkan gw di jalan (gw yang minta). Ketika gw melihat si pacar berjalan meninggalkan gw, gw merasa sendiri. Yak! sendiri. alone. sendirian. Gw merasa bahwa gw melewati semua ini sendirian. Ketika itu, adalah hari terakhir gw latian untuk pelayan hari ini. banyak hal yang diubah. banyak hal yang perlu dipahami. Gw butuh semangat. Sangat butuh semangat. Tapi yang gw terima saat itu hanya kebetean dan ketidakpedulian dari orang terdekat gw. Bahkan teman yang harusnya bisa memberi semangat hilang entah kemana. Pacar gw pun sepertinya (sepertinya lho sayaaangg) tidak peduli karena kemarahannya. Alhasil, persiapan gw pun hancur. Gw benar-benar merasa sendirian.
Itulah juga yang gw rasakan ketika si om menolong gw. Awalnya gw pikir gw tidak ditolong oleh siapapun. Gw harus bangun sendiri dan tidak ada yang peduli dengan kaki gw yang terluka. Tapi ternyata ada yang menolong gw. Bahkan ketika gw jatuh, yang menolong gw adalah orang lain yang namanya pun gw ga tau. Sempat gw berpikir, apakah gw butuh mereka? Mungkin jawabannya adalah ya. Gw butuh mereka. Mereka hanya lupa bahwa ada gw yang juga butuh semangat. Ada gw yang juga butuh pelukan. Ada gw yang butuh dipedulikan. Ada gw yang merasa sendirian.
Entah sejak kapan perasaan sendiri ini mulai ada. Tiba-tiba perasaan itu menggerogoti hati gw secara perlahan hingga saat ini. Ketika mengingat perasaan sendiri itu, dada gw sangat sakit. Sakit sekali. Hingga gemetar.
Saat ini, gw menganggap bahwa kejadian jatuh tadi itu adalah teguran dari Tuhan. Tuhan menegur gw dan berkata, "hei! Masih ada yang selalu ingat sama kamu! Masih ada yang peduli sama kamu! Masih ada yang mau mendengarkanmu! Masih ada yang memelukmu. Masih ada yang memberimu semangat! Masih ada yang menemanimu di sini. Jangan merasa sendirian, karena AKU selalu ada di sini untukmu. Bahkan ketika kamu jatuh tersungkur, AKU ada menarik tanganmu dan memelukmu hingga kamu sampai pada tujuanmu. Tersenyumlah! AKU ada di sini!"





ditulis dengan linangan air mata.