Pages

27.7.11

L O V E


Yak! Kali ini gw mau ngepost sesuatu yang menjadi pemikiran gw selama siang tadi. Hmm, jangan salah, pemikiran gw ini dipikirkan bersama-sama dengan pacar kedua saya, yaitu @curriexocia! :D
pemikiran ini menimbulkan sebuah teori yang selayaknya bisa Anda praktekan pada orang-orang yang tepat.
Tanpa basa basi. Tanpa banyak bicara (tapi banyak makan), gw akan memulai pemikiran itu.
Dimulai dari membicarakan mengenai kebiasaan sang pacar gw @andikariandito (maaf ya, ngomongin kamu dibelakang ;P). Setelah gw mengingat-ingat dan untung ingatan gw masih setajam silet, pacar gw jarang sekali mengucapkan kalimat kramat (3 kata, 8 huruf, ya you know lah). Ga tau deh kenapa dia begitu. Gw sih ga pernah menuntut dia untuk berbicara itu. Well, gw percaya dia sayang gw. Itu aja dipikiran gw. Tetapi bukankah ada juga lelaki (tsaahh) yang selalu mengumbar kalimat itu? Tanyakan saja pada pacar kedua saya itu. Menurut pengalamannya, dia setiap hari harus mengucapkan kalimat itu. Setiap 10 menit sekali, dia ditelpon pacarnya (sekarang uddah mantan), selama satu jam (ga ngerti maksudnya apa), dan setiap menutup telponnya, mereka (currie dan pacarnya (sekarang mantan)) harus mengucapkan kalimat itu. Sebenernya sih ga salah. Ga ada yang ngelarang. Tapi bukankah kalimat itu menjadi hal yang biasa jadinya, hal yang tidak lagi kramat (spesial).
Kalau menurut pengalaman gw, pacar gw jarang banget ngucapin kalimat kramat (special) itu. Bahkan waktu hari jadi kami pun tidak mengucapkan kalimat itu. Sampai sekarang sih ga ngerasa nyesel. Biasa aja. Cuman yang bikin menuliskan blog ini adalah ketika dia pertama kalinya mengucapkan kalimat itu, terasa sangat hmm, hmmm, manis. :)
Sebenernya sih lebih ke tak terduga dia ngucapin kalimat itu. Begini ceritanya, suatu hari, seperti biasa dia mengantar gw sampai ke suatu tempat untuk naik angkot dan pulang. Ketika itu gw sedang mencari-cari angkot. Tiba-tiba.....
Pacar: Sssttt sstt.
Gw : (merasa terpanggil, nengok)
Pacar: I love you
Gw : (speechless) Love you too :) (tetep speechless)
Dan, gw pun naik angkot. Dan gw pun senyum-senyum sendiri di angkot. Dan gw pun masih inget sampe sekarang. Dan sebenernya gw sama pacar gw baru 4 bulan pacaran. haha. :D
Ya! Itu cerita gw soal kalimat kramat itu. Sebenernya gw mau membandingkan pengalaman gw dan si currie. Ketika kalimat itu diucapkan setiap saat, kalimat itu tidak lagi special. Sedangkan jika kalimat itu jarang diucapkan, kalimat itu akan terasa sangat manis dan sangat special. Maksud dan inti dari post gw ini adalah, hati-hati menggunakan kalimat kramat itu. Jangan sampai kehilangan makna yang sebenarnya.
Sebenarnya, ada hal lain yang mau disampaikan, yaitu tentang teori yang gw bikin. Ketika seseorang (lelaki) sering mengucapkan kalimat kramat itu, semakin sering juga dia akan menyakiti hati wanitanya. Berbanding terbalik dengan kalimat sebelumnya, ketika seseorang (lelaki) jarang mengucapkan kalimat kramat itu, semakin jarang juga dia akan menyakiti hati wanitanya. Kenapa gw kurungin itu lelaki, karena belum dapat dipastikan. hehe.
Gw harap sih teori itu bener. Pasalnya, pacar gw jarang ngucapin kalimat kramat itu. Well, sesering atau sejarang apapun itu, sudah layak dan sepantasnyalah kalian percaya pada pacar kalian masing-masing. :D



Post ini saya dedikasikan untuk pacar saya karena saya sangat percaya padanya dan saya harap dia pun percaya pada saya dan saya harap (lagi) dia tidak menyakiti hati saya. I Love you, Mas Dito! ;) :*